Sabtu, 01 Mei 2010

Perubahan Tekstur Finansial Global: Struktural atau Agensional?

Review artikel "Shifting Patterns of Global Finance" oleh David Held, bab 4 dalam buku "Global Transformations".

Robin Riwanda Mandagie, 070710174

Sejauh mana seseorang memandang globalisasi adalah hal yang konstruktif atau desktruktif adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering menjadi research question dari para penstudi globalisasi. Kali ini penestudi globalisasi yang akan dibahas pemikirannya (atau lebih tepat tulisannya) adalah David Held, dalam tulisannya Shifting Patterns of Global Finance. Dalam tulisannya ini Held dengan sangat sistematis dan komprehensif memberikan penjabaran secara genealogis mengenai faktor-faktor apa saja yang membuat sistem finansial global selalu berubah dari waktu ke waktu. Held memulainya dengan awal mula terjadinya pertukaran finansial secara internasional maupun interkontinental. Dalam artikelnya, Held membagi epoch atau fase struktur ini menjadi empat tahapan yaitu pre-revolusi industri, standar emas klasik, sistem Bretton Woods, dan sistem finansial kontemporer. Tahapan-tahapan ini saling berpengaruh satu-sama lain dengan mengkonstruksi tahapan berikutnya, baik dari failure ataupun success yang dicapai oleh tahapan-tahapan sebelumnya.

Dalam artikel ini David Held menekankan bahwa sejak jaman pre-revolusi industri arus perputaran finansial sudah terjadi. Bahkan pada saat-saat jaman itu kompromi mata-uang (currency) pun sering terjadi satu sama lain dengan alat tukar yang dianggap berharga secara kolektif yaitu seperti emas, perak, dan material-material berharga lainnya. Dalam artikel ini Held membagi tiga tahapan bagaimana terglobalisasikannya pattern atau pola finansial pada suatu entitas negara pada struktur internasional. Yang pertama adalah financial openess atau keterbukaan finansial. Held menjelaskan bahwa ukuran keterbukaan finansial suatu negara adalah sejauh mana suatu negara menetapkan legal restrictions pada transaksi-transaksi finansial secara global. Yang kedua adalah financial enmeshment atau keterlibatan finansial. ukuran dari financial enmeshment ini bagi Held adalah sejauh mana suatu entitas negara terlibat dan "terperangkap" (terperangkap dalam dependensi atau interdependesi). Yang ketiga adalah finacial integration yang menurut Held adalah suatu sistem integrasi yang ideal, dalam arti hanya dalam tahapan idealisme, dan sampai saat ini exsistensi dari financial integration ini sendiri masih belum dapat dikatakan ada dan ukuran-ukuran-nya pun masih belum jelas. Dari ketiga kategorisasi tersebut Held mengkaji empat tahapan epoch-nya dengan sangat komprehensif tapi juga dengan pendalaman yang sangat luas.

Pada tahapan pertama yang adalah masa pre-revolusi industri dengan ukuran waktu abad ke-16 sebagai turning point dalam genealogi yang disampaikan oleh Held. Hal ini bukan berarti pada masa sebelum abad ke-16 tidak ada financial flows yang bersifat transnasional ataupun transkontenintal, tentu transaksi-transaksi finansial ada pada jaman tersebut tetapi tidak se-marak era abad ke-16 ini. Meskipun dapat dikatakan sistem yang ada tidak se-kompleks dan serumit era standar emas klasik, tetapi beberapa prekondisi yang ada pada financial flows di jaman ini membuat beberapa pelaku bisnis finansial menginginkan adanya regulasi yang menjamin kelangsungan keselamatan mereka dalam melakukan bisnis secara finansial. Mengapa mereka membutuhkan regulasi dan proteksi? Pada masa pre-revolusi industri keamanan tidak se-ordered sekarang. Pembajakan dan perompakan adalah hal yang lumrah pada saat itu. Negara yang muncul sebagai dominator pada era ini adalah negara-negara kota Italia seperti Venesia dan Milan. Tetapi seiring munculnya Bank of England pada tahun 1694 hal ini membawa Inggris pelan tapi pasti dalam menguasai sistem finansial global dan menentukan suatu tren baru yang membuat capital flows lebih ordered daripada struktur finansial global sebelumnya, yaitu adalah standar emas yang berlangsung pada the classical gold standard period dari tahun 1870 sampai 1914.

Pada masa standar emas klasik yang muncul sebagai aktor dominan dalam struktur perdagangan dan finansial global adalah Inggris dan Belanda. Perputaran emas (dan berbagai material berharga lainnya) yang pernah sedemikian intensif di Antwerp dan Venesia menjadi lebih intensif dan ekstensif ketika revoulsi industri di Inggris terjadi dan mempengaruhi salah satu partner dagang Inggris pada saat itu, yaitu Belanda. Inggis sebagai dominator menentukan bahwa negara yang dapat masuk struktur standar emas ini adalah negara yang mau currency-nya pada sirkumstansi tertentu di-convert kedalam bentuk emas. Dengan demikian struktur ini menjadi lebih rapi dari sebelumnya. Pada masa ini Inggris tidak hanya mendominasi tetapi menjadi hegemon hingga Perang Dunia Pertama yang menyebabkan Inggris jatuh dari "kursi hegemon". Pada masa waktu 20 tahun antara Perang Dunia I&II, Amerika Serikat dan Inggris sempat mendirikan kembali sistem standar emas, tetapi oleh karena Inggris tak mau lagi menjadi "penjaga" stabilitas maka sistem ini berakhir pada The Great Depression yang kemudian disusul dengan Perang Dunia Dua.

Setelah Perang Dunia Dua sruktur finansial yang muncul adalah sistem Bretton Woods dimana emas dan dollar Amerika Serikat menjadi komoditas utama dari struktur ini, yang nantinya pun struktur Bretton Woods jatuh dan struktur yang lebih baru yaitu struktur finansial global kontemporer pada saat ini. Currency trade, Foreign direct investment (FDI), dan perdagangan saham dalam bentuk portofolio. Menurut Held hal-hal ini menjadi cerminan bahwa globalisasi finansial, yang pada era kontemporer ini marak terjadi akibat semakian advanced-nya teknologi informasi, menuju pada suatu struktur yang "anarki" dimana pasar finansial bebas memainkan perannya tanpa ada intervensi dari manapun. Disini Held menekankan bahwa pergantian-pergantian pola dari globalisasi finansial terjadi oleh karena permasalahan struktural. Strukturlah yang memaksa mereka (periode-periode finansial global) jatuh dan bangun, dan tentu hal ini bagi Held sangat berhubungan dengan siklus itu sendiri.

Tetapi bagi reviewer pernyataan Held seperti ini cenderung dangkal karena Held tidak memasukkan aspek-aspek politis yang cukup dalam artikelnya. Peran kaum elit dalam suatu negara pun dapat mempengaruhi kebijakan suatu negara, dan kebijakan suatu negara dapat menyebabkan kelembaman satu sama lain yang hasilnya dapat dengan cukup signifikan merubah struktur itu sendiri. Maka dari itu menurut reviewer, pergantian pola atau shifting patterns disini bukanlah suatu hal yang struktural sebagaimana tertuang secara implisit dalam tulisan Held. Tetapi shifting patterns dari sistem finansial global terjadi bukan hanya oleh karena struktur yang mendeterminasi, tetapi aspek-aspek politis yang dilakukan oleh agen-agen perubahan struktur pun adalah hal yang pasti terjadi dalam setiap tatanan yang ada.

Referensi:

Held, David. (1999). Shifting Patterns of Global Finance. bab 4 dalam buku "Global Transformations" California: Stanford University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar